Wastra

Kain tenun khas Aceh katun lokal

Rp 400.000

Deskripsi Produk :

Jenis Kain: Tenun
Nama Motif: Motif Panyoet Gantung (Lampu Teplok Gantung), Bungoeng Peut Ulah (Bunga Cempaka), dan motif Taloe Meuputa (Tali Putar)
Makna Motif: Motif Panyoet Gantung (lampu teplok gantung), Bungoeng Peut Ulah (bunga cempaka), dan Taloe Meuputa (tali putar) merupakan simbol-simbol yang mencerminkan nilai budaya Aceh yang menjunjung tinggi persatuan dan kebersamaan. Motif Panyoet Gantung melambangkan cahaya dan penerangan yang menjadi penuntun dalam kehidupan bersama, serta semangat gotong royong yang menyinari setiap langkah masyarakat. Bungoeng Peut Ulah, sebagai bunga yang harum dan indah, menggambarkan kelembutan, ketulusan, dan keindahan dalam menjalin hubungan sosial. Sementara itu, Taloe Meuputa, yang berbentuk tali yang berputar dan saling terhubung, melambangkan ikatan erat antarindividu dalam masyarakat Aceh, yang tidak mudah terurai oleh perbedaan. Keseluruhan motif ini merepresentasikan semangat hidup masyarakat Aceh yang mengedepankan kebersamaan, saling menghargai, dan bersatu dalam ikatan adat dan nilai-nilai luhur yang diwariskan turun-temurun.
Jenis Bahan: Katun
Ukuran: 250cm x 110cm
Jenis Benang: Benang Kristal
Jenis Pewarnaan: Pewarna Sintetis
Teknik Pembuatan Kain: ATBM


Profil UMKM

Kelompok tenun kutaraja dibentuk oleh Bank Indonesia Provinsi Aceh pada tahun 2023 yang di ketuai oleh Zulhelmi. Saat ini kelompok tenun kutaraja memiliki 6 pengrajin aktif yang terus memproduksi kain wastra hingga saat ini. Kain tenun yang dihasilkan oleh kelompok tenun kutaraja memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri yaitu motif-motif nya terinspirasi dari cagar budaya Aceh dan juga dari tanaman rempah khas Aceh yang sarat akan Sejarah dan makna, seperti motif ukiran-ukiran yang ada pada benteng kerajaan Aceh dahulu, motif bungoeng lawang, motif lada, dan lain-lain