Kain Tenun Khas Aceh Katun Mecerized
Jenis Kain: Tenun
Nama Motif: Motif Pintu Aceh, Bungoeng Peut Ulah (Bunga Cempaka), Oen Ranup (Daun Sirih), dan Panyoet Gantung (Lampu Teplok Gantung)
Makna Motif: Motif Pintu Aceh, Bungoeng Peut Ulah (bunga cempaka), Oen Ranup (daun sirih), dan Panyoet Gantung (lampu teplok gantung) merupakan simbol-simbol penting dalam budaya masyarakat Aceh yang menjunjung tinggi nilai-nilai keramahan dan penghormatan terhadap tamu. Pintu Aceh melambangkan keterbukaan dan sambutan hangat bagi siapa pun yang datang berkunjung. Bungoeng Peut Ulah, bunga cempaka yang harum, menggambarkan keanggunan dan ketulusan dalam menyambut tamu. Oen Ranup merepresentasikan tradisi penyambutan tamu dengan sirih sebagai simbol kehormatan dan persaudaraan. Sementara itu, Panyoet Gantung, atau lampu teplok gantung, melambangkan penerangan, kehangatan, dan kesiapan tuan rumah dalam menyambut kehadiran tamu kapan pun waktunya. Keseluruhan motif ini mencerminkan adat masyarakat Aceh dalam memuliakan tamu, yang dianggap sebagai bentuk ibadah dan bagian dari warisan nilai-nilai luhur yang terus dijaga hingga kini.
Jenis Bahan: Katun
Ukuran: 250cm x 110cm
Jenis Benang: Benang Kristal
Jenis Pewarnaan: Pewarna Sintetis
Teknik Pembuatan Kain: ATBM
Profil UMKM
Kelompok tenun kutaraja dibentuk oleh Bank Indonesia Provinsi Aceh pada tahun 2023 yang di ketuai oleh Zulhelmi. Saat ini kelompok tenun kutaraja memiliki 6 pengrajin aktif yang terus memproduksi kain wastra hingga saat ini. Kain tenun yang dihasilkan oleh kelompok tenun kutaraja memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri yaitu motif-motif nya terinspirasi dari cagar budaya Aceh dan juga dari tanaman rempah khas Aceh yang sarat akan Sejarah dan makna, seperti motif ukiran-ukiran yang ada pada benteng kerajaan Aceh dahulu, motif bungoeng lawang, motif lada, dan lain-lain